Kelas : 4EB03
NPM : 28213358
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Translasi tidak
sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain
secara fisik. Translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya
sebuah neraca yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam
nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak
ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo –
saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang
domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu
mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang
utama dibeli dan dijual dalam pasar global.
Dengan
dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar
mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu,
dan pedagang professional. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot,
forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus
dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot
dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar
Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar
di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang
lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan
dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi
diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing. Sehubungan dengan hal diatas, maka pada makalah ini penulis akan
membahas tentang “Translasi Mata Uang Asing”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan, maka dalam permasalahan dalam penulisan ini
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
2.
Bagaimana
metodologi dalam translasi mata uang asing ?
3.
Bagaimana
perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, penulisan ini bertujuan untuk : Untuk memahami dan mengetahui tentang
translasi mata uang asing.
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penulisan ini yaitu diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya untuk memberikan informasi terkait translasi mata uang
asing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman
yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk
mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang
berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan
induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Dalam
translasi mata uang asing terdapat beberapa istilah yaitu:
·
Konversi, merupakan pertukaran suatu
mata uang ke dalam mata uang lain.
·
Kurs kini, merupakan nilai tukar yang
berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
·
Posisi aktiva bersih yang beresiko,
merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang
asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang
diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini.
·
Kontrak pertukaran forward, merupakan
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
·
Mata uang fungsional, merupakan mata
uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan
itu berlokasi.
·
Kurs histories, merupakan kurs nilai
mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata
uang asing dibeli atau terjadi.
·
Mata uang pelaporan, merupakan mata uang
yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
·
Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk
pertukaran mata uang dalam waktu segera.
·
Penyesuaian translasi, merupakan
penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang
fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
2.2.
Alasan-Alasan Melakukan Translasi Mata Uang Asing
Adapun beberapa alasan mengapa transalasi harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Agar para pembaca laporan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar
negeri.
- Translasi mata uang asing merupakan tantangan
bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi
keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang
menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
- Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan
kemudahan bagi pembaca laporan keuangan, praktek ini sering disebut
sebagai translasi kemudahan (Confenience).
- Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan
dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan yang
menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi,
membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan
lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari sutau
periode ke periode lain sulit dilakukan.
- Untuk mencatat transaksi mata uang asing,
mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan
berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
- Meluasnya peningkatan kebutuhan untuk
menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu perusahaan yang
berdomisili di satu negara kepada pengguna di negara lain, yang timbul
dengan tujuan untuk mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri,
melakukan akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin
mengomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang
saham asingnnya.
2.3.
Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan
yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk
menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata
uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode translasi ini dapat
diklasifikasikan, yaitu:
a) Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode
ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat ini,
terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing
secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut
diakui.
b) Metode Nilai Tukar Ganda
Metode
nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses
translasi mata uang asingnya.
· Metode
Current-Noncurrent
Pada
metode current moment, asset lancer yang
dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa
dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh
tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan
mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban
noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali
untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat
rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang
mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi
ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki
didapatkan.
· Metode
Moneter-Nonmoneter
Metode
moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan
nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh,
klaim dan kewajiban untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa
yang akan datang) ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset
tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs
historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama
dengan yang dijelaskan untuk konsep current-nonncurrent.
c) Metode Kurs Sementara
Dengan
metode kurs sementara, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah
item yang dihitung. Hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada
metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang dan utang
ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada
kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara spesifik, asset yang dihitung
harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs
historis.
Keuntungan dan
Kerugian Translasi Mata Uang :
§ Penangguhan
Beberapa
analisis tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik
dengan sendirinya. Bahkan jika terjadi, penyesuaian karena nilai tukar
penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar ada;ah tugas yang paling
sulit
§ Penangguhan
dan amortisasi
Beberapa
perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi
penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Pendekatan
semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik
§ Penangguhan
sebagian
Pilihian
ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang
asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadi, akan tetapi mengakui
keuntungan hanya jika terealisasi
§ Tidak
Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir yang
dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali secara
cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan
laba-rugi
2.4.
Perkembangan Akuntansi Translasi
Sebelum
tahun 1965
Praktik
translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin
(ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43.
Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau
kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian
bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih
diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih
ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan
kerugian translasi pada masa mendatang.
§ Tahun 1965-1975
Bab
12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini.
Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs
historis. Utang jangka panjang yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang
dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai
tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh
penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva.
Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs
kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan
pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan
translasi yang lain bagi perusahaan.
§ Tahun 1975-1981
Untuk
mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi
sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975.
Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan
dan kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba
selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi
perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori
yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat
ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena
menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi.
Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di
kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan
laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila
dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan demikian akan menekan
harga saham perusahaan.
§ Tahun 1981-sampai sekarang.
Pada
bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama
yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang
FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui
banyak ertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial
Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam penulisan yang sudah di bahas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus
dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot
dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar
Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar
di masa mendatang.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar lain kurs
rata-rata (average), kurs historis (historical), dan Kurs kini (current).
DAFTAR PUSTAKA
§ Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International
Accounting Edisi 6 Buku 1.Jakarta:Salemba Empat